Senin, 08 Januari 2018

Makalah Studi Naskah Tafsir 1



Tafsir Mafatih Al-Ghaib Surat Al-A’raf 34 & Al-Hijr 4-5
“Kehancuran Bangsa-Bangsa”
Oleh:
Farid Muhlasol
M Syukron Ali Habibi    
PEMBUKAAN
Al-Qur’an pada hakikatnya adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada nabi Muhammad untuk manusia sebagai hudan li al nas dan sebagai kitab penerang agar manusia bisa keluar dari kegelapan menuju kehidupan yang terang benderang. Walaupun ditunrunkan di tengah-tengah bangsa Arab dan dengan bahasa Arab, akan tetapi al-Qur’an ditujukan kepada seluruh umat manusia.
Dengan keberadaan al-Qur’an ditengah-tengah umat Islam, maka al-Qur’an dijadikan sebagai tolak ukur dan pembeda antara yang hak dan yang bathil. Kemudian, bermunculan karya-karya tafsir yang mana bertujuan untuk memahami isi kandungan yang ada di dalam al-Qur’an agar dapat menjawab permasalahan umat manusia.
Tidak dapat dipungkiri bahwa,  semakin luasnya keanekaragaman karya-karya tafsir maka, para mufasir pun mempunyai cara berfikir yang berbeda-beda pula.  Terlepas itu semua, maka tidak etis apabila kajian-kajianya terhadap kitab-kitab tafsirnya terlewatkan. Dan perlu diketahui bahwa, sesungguhnya kajian tersebut sangat bermanfaat untuk dikaji dan diteliti.
Terlebih dalam Tafsir Mafatih Al-Ghaib karya Al-Razy yang banyak menekankan dimensi keluasan makna ayat Al-Quran dalam tafsirnya. Dengan tema kehancuran bangsa-bangsa, kiat dapat mengambil pelajaran tentang sebab-sebab kehancuran umat-umat terdahulu dan bagaimana mengambil ibrah dari kisah hidup mereka.

Jumat, 05 Januari 2018

Tafsir Maudhu'i Aqidah QS. al-Baqoroh: 142-152



  Tafsir Maudlu’i ‘Aqidah ayat 142-152
Oleh: Farid Muhlasol
Sejarah  Perpindahan  arah kiblat dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha
سَيَقُولُ السُّفَهَاءُ مِنَ النَّاسِ مَا وَلَّاهُمْ عَنْ قِبْلَتِهِمُ الَّتِي كَانُوا عَلَيْهَا قُلْ لِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Orang – orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata: ' Apakah yang memalingkan mereka (umat islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya? Katakanlah (Muhammad): kepunyaan alloh-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakinya kejalan yang lurus  .
السفهاء   merupakan berasal dari kata السفه  yang berarti keburukan / kebodohan suatu akal, pikiran, dan akhlak, yakni orang-orang kurang pikirannya sehingga tidak dapat memahami maksud dari pemindahan kiblat.  Ada yang mengatakan, bahwa yang dimaksud sufaha’ disini adalah orang-orang musyrik arab. Demikian dikemukakan al-Zajaaj. Ada juga yang mengatakan, ‘’para pendeta yahudi’’ demikian kata Mujahid. Sedangkan al-Sudi mengemukakan, ‘’yang dimaksudkan adalah orang – orang munafik.’’

Tafsir Tahlili Ali Imran 100-110



Tafsir Tahlili QS. Ali Imran: 100-110
Oleh: Farid Muhlasol

بِاسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تُطِيعُوا فَرِيقًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ يَرُدُّوكُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ كَافِرِينَ
وَكَيْفَ تَكْفُرُونَ وَأَنْتُمْ تُتْلَى عَلَيْكُمْ آيَاتُ اللَّهِ وَفِيكُمْ رَسُولُهُ وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Hai orang – orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang –orang yang diberi al – Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman. ( 3:100 )
Bagaimana kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat – ayat Allah dibacakan kepada kamu? Barang siapa yang berpegang teguh kepada (agama) allah, maka sesungguhnya  ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (3:101)
Pada ayat ini ada term Utu Al-Kitab, Dalam buku Wawasan Al-Quran Prof. Quraisy Syihab term Utu Al-Kitab di Al-Quran terulang delapan belas kali. Selain istilah Utu Al-Kitab, Al-Quran juga menggunakan istilah Ahl Al-Kitab yang terulang sebanyak tiga puluh kali dalam Al-Quran,  Utu Nashiban Mina Al-Kitab tiga kali, Al- Yahud delapan kali,  Al-Ladzina Hadu sepuluh kali, Bani Israil empat puluh kali, dan An-Nashara empat belas kali.

Latihan Makhorijul Huruf



LATIHAN MAKHORIJUL HURUF DENGAN REDAKSI HURUF-HURUF YANG MIRIP.
Oleh:  Farid Mukhlason
1.                  Huruf Hamzah dan A’in ( أ, ع )

v                  وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ.
v                  وَفَعَلْتَ فَعْلَتَكَ الَّتِي فَعَلْتَ وَأَنْتَ مِنَ الْكَافِرِينَ.
v                  قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ . قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ.
v                  لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ . وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ . وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ. وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ

Makalah Metodologi Penelitian


Makalah Jenis-jenis Penelitian
Oleh:
Farid Muhlasol
Amri Rosyadi
A.    PENDAHULUAN

Telah umum diketahui, bahwa Perguruan Tinggi di Indonesia mengemban tiga tugas untuk ikut berkontribusi dalam mencerdaskan bangsa. Tugas itu ialah (a) tugas pendidikan, (b) tugas penelitian, dan (c) tugas pengabdian pada masyarakat.
Tugas penelitian merupakan salah satu cara untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di masyarakat. Tanpa sebuah penelitian ilmu pengetahuan tidak akan hidup dan akan diragukan kebenarannya. Sehingga sebuah penelitian mempunyai peran dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Kegiatan penelitian merupakan upaya untuk merumuskan masalah, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, kemudian mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Yakni dengan mengumpulkan data-data fakta yang berkaitan dengan permasalahan. Dengan seperti itu suatu kesimpulan dari permasalahan bisa dipecahkan.

Mengenal Kitab Tafsir Mafatih al-Ghaib



Oleh:
Farid Muhlasol
Mohammad Amri Rosyadi
Umair Abdul Aziz

PENDAHULUAN
Dalam hal ini Nabi Muhammad saw sendiri adalah orang pertama yang menjelaskan Al-Quran. Penafsiran Nabi Muhammad saw ini adakalanya dengan sunnah Qauliyah, ataupun dengan sunnah Taqrįriyah. Tetapi tafsir yang diterima dari Rasulullah, sedikit sekali. Dan para sahabat adalah orang-orang yang menjadi generasi penerusnya. Mereka menafsirkan Al-Quran secara nukilan atau riwayat dari seorang perawi kepada perawi lain. Generasi berikutnya adalah para tabi’įn, tabi’it tabi’įn dan generasi yang hidup sesudahnya.
Untuk menafsirkan al-Quran diperlukan sebuah metode atau manhaj dan aturan-aturan yang telah ditentukan oleh para mufassir. Metode penafsiran al-Qur’ān terus mengalami perkembangan. Pada masa klasik hanya dikenal dua metode, yaitu metode bil-ma'tsur (riwayat) dan bil-ra’yi (nalar). Pada periode kontemporer metode penafsiran al-Quran mengalami perkembangan, yaitu metode tahlilį, ijmalį, muqaran dan maudhu’į. Metode merupakan gabungan alat perangkat sistem (strategi, pendekatan dan teknik).

Makalah Tafsir Tahlili QS. al-Anfal 32-34



Tafsir Tahlili al-anfal: 32-34
oleh :
Farid Muhlasol
Ikmal Ramadhan 
PENDAHULUAN

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh Allah melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Di dalamnya mengandung kebenaran. Al-Qur’an diturunkan bertujuan untuk membenarkan kitab-kitab yang turun sebelumnya. Dan juga al-Qur’an  diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia.
 Sesungguhnya orang-orang yang ingkar terhadap al-Qur’an maka Allah akan menimpakan adzab yang sangat pedih.
Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang balasan orang-orang yang menantang Allah serta menentang kebenaran al-Qur’an. Begitu kerasnya penantangan mereka sehingga mereka meminta untuk diturunkan adzab. Mereka menganggap al-Qur’an tidak lain hanyalah dongeng-dongeng orang-orang purbakala.  

Makalah Tafsir Maudlu'i tentang Puasa Sunnah



TAFSIR MAUDHUI IBADAH
PUASA SUNNAH
Oleh:
Farid Muhlasol
Ikmal Ramadan

PENDAHULUAN
Seperti yang kita ketahui agama Islam mempunyai lima rukun Islam yang salah satunya ialah puasa, puasa termasuk rukun Islam yang keempat. Karena puasa itu termasuk rukun Islam jadi, semua umat Islam wajib melaksanakannya namun pada kenyataannya banyak umat Islam yang tidak melaksanakannya, karena mereka tidak mengetahui manfaat dan hikmah puasa. Bahkan, umat Islam juga masih banyak yang tidak mengetahui pengertian puasa, dan bagaimana menjalankan puasa dengan baik dan benar.
Banyak orang-orang yang melaksanakan puasa hanya sekedar

Bersama Para Guru